Perjalanan Spiritual LIN Keselatan Karawang: Kuta Tandingan Jangan Kau Abaikan

Berita, Daerah306 Dilihat

Karawang, Jejakhukum.net – Karawang, ya Karawang adalah sebuah nama kota dimana nama tersebut sudah tak asing lagi dimata dunia. Ribuan perusahaan dari berbagai negara ada di zona tersebut. Dimata pebisnis, Karawang adalah pundi-pundi uang bagi mereka. Ribuan manusia mempertaruhkan hidupnya dikota itu.

Menurut sebagian para tokoh yang paham akan wilayah tersebut, karawang sendiri selain menduduki peringkat pertama sebagai wilayah yang memiliki banyak perusahaan yang memproduksi aneka kebutuhan, juga memiliki banyak objek Wisata Religi dengan berjuta kisahnya yang begitu masyhur hingga pelosok dunia.

Beberapa objek wisata dan situs-situs religi yang namanya tercantum dalam lembaran buku besar negara adalah Makam Raden Adipati Singaperbangsa. Beliau adalah Bupati Karawang pertama yang namanya sangat masyhur di kalangan masyarakat Karawang khususnya.

Selain makam Raden Adipati Singaperbangsa yang makamnya terletak di Desa Manggung Jaya, nama berikutnya adalah Makam Syekh Quro, yang terletak di Kecamatan Telagasari, Desa Pulo bata.

Masih banyak lagi tempat-tempat sakral yang dinobatkan sebagai situs warisan budaya Karawang yang harusnya terjaga kearifan lokalnya, beberapa wilayah yang saat ini masuk dalam daftar keprihatinan akut.

Mendengar hingga menyaksikan langsung perihal ada kelompok masyarakat yang dimana wilayahnya dikelilingi kawasan industri, tapi kehidupannya sungguh tak layak untuk di mengerti.

Bak anak ayam yang tak lagi di lindungi induknya, hingga harus mencari jati dirinya sendiri. Sebuah keadilan yang tidak pernah dirasakan oleh masyarakat sekitaran, padahal mereka semua adalah penjaga pusara Karawang yang tak pernah kenal lelah, miris melihat nya.

Media Jejakhukum.net peduli, merajut rasa berkolaborasi dengan Lembaga Investigasi Negara melakukan perjalanan spiritualnya ke wilayah tersebut.

Informasi didapat, dari seseorang bernama Hendi, beliau menceritakan perihal apa yang sebenarnya terjadi selama ini. Setelah puluhan tahun silam, dia (Hendi ) telah bersama keluarga nya menempati wilayah hutan belantara di Karawang selatan.

Bahwa benar apa yang dikatakan oleh Hendi, ( Salah seorang babad alas ) yang menurut nya, wilayah yang ia tinggali bersama keluarga nya, seperti wilayah yang sengaja di asing kan dari peradaban kota saat ini.

Dokumentasi istimewa : Pak Hendi dan Juru Kunci Kuta Tandingan (Pak Haji Soleh)

” Saya bersama keluarga dan masyarakat sudah puluhan tahun silam tinggal di sini, tak ada fasilitas penerangan, bahkan infrastruktur jalan yang menjadi syarat utama kami untuk berniaga tak pernah kunjung datang. Sebagai masyarakat Karawang, saya berhak mendapatkan bantuan apapun itu dari pemerintah, tapi siapa yang peduli pada kami?” jelasnya. Senin (12/05/24).

Sesekali sambil seruput kopi di pagi hari, pastinya kita semua pernah mendengar sebuah nama ” KUTA TANDINGAN”. Baik langsung atau pun melalui media massa, nama besar Kuta Tandingan sudah tak asing lagi ditelinga masyarakat Karawang.

KUTA TANDINGAN adalah sebuah wilayah yang luasnya kurang lebih 85 ribu hektare, menurut masyarakat adat disana, saat ini wilayah tersebut sebagian sudah di dominasi oleh kawasan industri.

Dari jumlah teritorial yang ada, sedikitnya tersisa kurang lebih 35 ribuan hektar saja, meliputi hutan nan asri, pesawahan dan beberapa gunung batu yang teraliri oleh air.

Dari jumlah yang tersisa kurang lebih 35 ribu hektar tersebut, didalamnya ada puluhan situs yang sangat di keramat kan, dan kesuciannya masih terjaga hingga saat ini.

Cai panon indung, adalah sebuah situs yang mungkin banyak penduduk Karawang tidak pernah tahu. Berlokasi jauh dari keramaian, bahkan situasi yang saat team Lembaga Investigasi Negara mengunjungi daerah tersebut, di buat terperangah dengan keadaan fisik yang sebenarnya, kata Ependi, Ketua LIN DPC Karawang,pada Selasa (13/05/25).

“Warga Karawang khususnya harus bangga memiliki keramat -keramat yang mana para leluhurnya begitu luar biasa perjuangannya dalam penyebaran Agama Islam di bumi nusantara ini. LIN berusaha mencarikan solusi secepatnya agar lokasi tersebut dapat bantuan khusus dari pemerintah, terutama LIN.

Sayangnya, pemerintah tidak peduli dengan hal seperti ini, padahal kita semua tahu, kalau tidak ada leluhur, kita pastinya tidak akan pernah ada.

Menurut Ependi, Belasan situs keramat yang ada di Kuta Tandingan, darurat bantuan. Pemerintah Kabupaten harus segera turun tangan, jangan berlarut dan melupakan, hal ini harus semua masyarakat Karawang tahu, bahwa Karawang adalah tempat sejarah yang sangat luar biasa.

Berharap Semua elemen masyarakat Karawang harus bergerak untuk meminta pemerintah segera selamatkan Situs-situs peninggalan leluhur, jangan kita diam, dan membiarkan puluhan situs sejarah yang keberadaannya di wilayah selatan Karawang, tergusur oleh angkuhnya pabrik-pabrik berdiri, bagaimana pertanggungjawaban kita semua dengan para penerus berikutnya? Apa yang bisa kita sampaikan terkait hal ini.

Mari semua masyarakat Karawang, kita hidupkan kembali Situs-situs bersejarah warisan budaya leluhur kita. Bersama kita bangkit,” tutup EPENDI dalam penyampaiannya kepada Jejakhukum.net , dengan sangat berapi-api. (Ucu).