Karawang, jejakhukum.net – Aktivitas truk tronton yang melintas di jalur Pangkalan Loji menuju Cariu mendapat sorotan tajam dari masyarakat sekitar. H.Ading , warga Kaung Gading yang juga berdomisili di Loji, menyampaikan keluhannya terkait gangguan yang ditimbulkan oleh mobil tronton tersebut. “Sebagai warga Loji, saya sangat terganggu dengan aktivitas mobil besar yang melalui jalan sempit di Pangkalan Loji. Kondisi ini bisa menyebabkan kecelakaan,” ujar Ading Kamis (15/8/2024).
Ia menegaskan bahwa jika tidak ada tindakan penyetopan dari dinas terkait, masyarakat setempat akan melakukan penyetopan secara mandiri. “Kalau tidak ada penyetopan dari dinas terkait, kami akan menyetop balik,” tambah Ading dengan tegas.
Hal serupa diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal DPP Ormas BUAS (Brigade Utama Adipati Singaperbangsa), Didi Holidi, S.H. Ia menyatakan bahwa keberadaan truk tronton tersebut sangat mengganggu aktivitas pengguna jalan. “Mobil besar ini sudah sangat mengganggu aktivitas pengguna jalan, khususnya di jalur selatan,” kata Didi.
Warga Tegalwaru juga turut menyampaikan rasa prihatinnya terhadap masalah ini. Mereka mengkhawatirkan keselamatan pengguna jalan akibat seringnya terjadi kecelakaan yang disebabkan oleh mobil besar tersebut. “Apakah harus menunggu korban baru pemerintah bertindak?” ujar Didi dengan nada prihatin.
Menurut Didi, truk-truk besar yang melintas tersebut sebagian besar adalah pengirim batu kapur ke PT Jui shin dari Bekasi. Ia menegaskan, jika dinas terkait tidak mengambil tindakan, pihaknya bersama Ormas BUAS akan menggelar aksi unjuk rasa untuk menuntut penanganan yang lebih serius. “Kami akan berunjuk rasa kepada perusahaan maupun pengelola mobil tersebut jika tidak ada tindakan,” ancamnya.
Didi juga mengecam keras perusahaan yang dianggap abai terhadap kondisi jalan yang dilalui truk-truk besar tersebut. “Perusahaan itu ada di Bekasi, tapi jalurnya di Karawang. Akses jalan di Karawang Selatan ini sudah rusak parah,” ungkapnya.
Menurutnya, hingga saat ini belum ada perbaikan yang signifikan, hanya tambal sulam yang tidak memadai. Kondisi ini semakin memperparah kerusakan dan meningkatkan risiko kecelakaan, terutama bagi pengguna motor. “Ini rawan kecelakaan, khususnya untuk pengendara motor (roda dua),” tandas Didi.
Ia berharap pemerintah daerah dan dinas terkait segera mengambil tindakan tegas untuk menyelesaikan permasalahan ini demi keselamatan bersama. “Jangan sampai menunggu korban baru ada tindakan,” pungkas Didi. (Red)