TAMBUN | jejakhukum.net – Apel upacara bendera biasa dilakukan dengan cara yang sangat formal oleh sebagian masyarakat Indonesia khususnya menjelang hari kemerdekaan Republik Indonesia. Tapi berbeda dengan upacara bendera dilakukan oleh komunitas masyarakat penggiat silaturahmi seni budaya tradisional di Bekasi sejak tahun 2013, yaitu Upacara Bendera Ala Jawara Bekasi. Dimana upacara bendera ala Jawara Bekasi mengusung konsep unik, yakni petugas pengibar bendera adalah pesilat dan setiap gerakan dalam upacara bendera di sisipi dengan seni jurus pencak silat.
Kurnia Waluya tokoh aktivis penggiat sejarah dan budaya Bekasi beserta Rahmat Malik S. Sos – Ketua IPSI Kota Bekasi, Drahim Sada – Ketua Pangsi Bekasi dan Sekjen Dewan Kebudayaan Kabupaten Bekasi, Nasrio Macho – Ketua Silaturahmi Bekasi Raya serta Ketua pelaksana Mardani Sumur Tujuh sekaligus Ketua Gerakan Moral Silaturahmi Pelestari Silat Budaya Betawi Bekasi saat ditemui awak media usai acara pada, Minggu (13/08/2023).
Sementara dari perwakilan Forum Wartawan Jaya (FWJ) Indonesia Korwil Tangerang Selatan (Tangsel) dan Perkumpulan Pemimpin Redaksi Independen (PPRI) Indonesia menceritakan jejak sejarah awal upacara bendera ala jawara bekasi pertama dilakukan pada tahun 2013 hingga menjadi acara rutin tahunan hingga sekarang.
Kegiatan perkumpulan atau komunitas penggiat silaturahmi dan pelestari seni budaya tradisional Bekasi bisa berkumpul dan bersatu melalui seni budaya pencak silat dan seni budaya asli masyarakat Bekasi, tapi bukan hanya itu kegiatan kami ungkap semuanya. Organisasi ini bergerak ke segala bidang mulai dari menguak sejarah, pelestarian Seni budaya, kepedulian sosial, lingkungan hidup, pariwisata dan edukasi hingga ekonomi kreatif bahkan modernisasi budaya melalui teknologi digital yang makin maju pesat saat ini.
Dan salah satunya kegiatan rutin tahunan adalah acara upacara bendera ala jawara bekasi dengan tujuan memotivasi nasionalisme kecintaan plus bela bangsa dan sekaligus terus melestarikan semangat juang para leluhur dan para pejuang kemerdekaan republik Indonesia.
Upacara bendera ala Jawara Bekasi ini diinisiasi oleh perkumpulan para aktivis atau komunitas masyarakat penggiat silaturahmi dan pelestari seni budaya tradisional pencak silat bekasi dari beberapa organisasi antara lain yaitu Gerakan Moral Pesilat Bekasi (GM SPSB3), Silaturahmi Bekasi Raya (SBR) dan perguruan – Perguruan silat yang bergabung di IPSI Kota Bekasi serta lainnya.
Baca BERITA Sebelumnya :
Saat terjadi pandemi Covid-19, acara rutin upacara bendera ala jawara Bekasi tidak dapat dilaksanakan selama 3 tahun, mulai tahun 2020 hingga 2022. Perjuangan para aktivis dan penggiat silaturahmi pelestari seni budaya tradisional Bekasi terus berlanjut hingga saat ini dan pada hari Minggu, 13 Agustus 2023 pun diselenggarakan kembali acara rutin tahunan upacara bendera ala Jawara Bekasi dalam rangka menyambut hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke 78 Tahun.
“Acara upacara bendera tersebut berlangsung di Gedung Juang, Tambun – Bekasi. Dan dihadiri hampir +/- 600 peserta dari 34 perguruan silat dan +/- 200 hingga 300 peserta dari lintas organisasi dan komunitas,” ujar Kurnia Waluya.
“Kami semua juga sangat bersyukur moment rutin upacara bendera ala jawara bekasi bisa terlaksana dengan baik dan lancar. Semua yang hadir dan terlibat mulai dari panitia, peserta, para undangan dan masyarakat yang menonton terlihat antusias dan sangat senang acara ini bisa berlangsung dan semua ini terlaksana berkat support dari semua pihak dan stake holder masyarakat bekasi raya, khususnya perkumpulan silaturahmi dan pelestari seni budaya pencak silat,” tegasnya.
Ada beberapa hal istimewa yang bersamaan dengan kegiatan yaitu kehadiran para tokoh veteran, Bapak pencak silat dunia – Edi Nalapraya, Mahfudz Abdurahman anggota DPR RI Komisi 6 dan para guru – guru besar perguruan atau sanggar silat Seni budaya bekasi. “Ditambah pemberian bingkisan kepada veteran yang diberikan langsung oleh Mahfudz Abdurahman yang didampingi oleh Rahmat Malik – Ketua IPSI Bekasi yang dilanjut dengan pelepasan peserta festival silat dunia yang akan dilaksanakan di Korea yang melibatkan 92 negara di dunia,” ungkap Kurnia Waluya.
Bapak pencak silat dunia – Edi Nalapraya diusianya yang lebih dari 92 tahun masih menyempatkan diri untuk bisa hadir mengikuti dan terlibat langsung dalam rangkaian upacara bendera ala jawara Bekasi. Dan beliau mengungkapkan harapannya bahwa pelestarian Seni budaya tradisional seperti ini tidak boleh berhenti dan harus terus digaungkan sampai kapan pun.
“Khususnya pencak silat karena ini merupakan warisan tak benda yang telah diakui oleh UNESCO dan ini merupakan warisan leluhur bangsa kita yang perlu kita jaga dan lestarikan bersama. Khusus lagi untuk acara upacara bendera ala jawara seperti ini di bekasi harus menjadi contoh baik yang harus dikembangkan di daerah atau kota lainnya di Indonesia,” papar Kurnia.
Ya Harapan Bapak pencak silat dunia – Edi Nalapraya kepada seluruh peserta acara upacara bendera ala jawara, semoga di tahun berikutnya upacara bendera ala jawara ini bisa terlaksana secara nasional di gelora bung Karno atau di istana kepresidenan yaitu istana merdeka. Saya Bangga acara upacara bendera ala jawara bisa terlaksana rutin sejak 2013 hingga saat ini dan ini satu – satunya di dunia.
“Dan seharusnya juga menjadi kebanggaan kita semua bersama khususnya masyarakat Bekasi Raya dan pesilat – pesilat Indonesia untuk dunia,saya ucapkan selamat berkah sukses untuk kita semua aamiin,” tutup Edi Nalapraya.(*/dok-ist./hms-fwj.i/tangsel/FAZZA)