KOTA BEKASI | jejakhukum.net – Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi melalui Dinas Pendidikan (Disdik) menggelar Workshop Penguatan Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan pada Satuan Pendidikan tingkat Kota Bekasi yang dilaksanakan bertempat di Aula Teratai Putih Global School, Mustikajaya Kota Bekasi Jawa Barat pada, Senin (04/03/2024).
Dengan bertajuk “Menuju Zero Kekerasan pada Anak”, kegiatan acara dimaksud bertujuan untuk memaksimalkan fungsi pengawasan di sekolah terhadap segala hal yang mengarah kepada kekerasan terhadap anak serta bagaimana menerapkan cara yang solutif pihak sekolah dalam mencegah dan menangani tindak kekerasan terhadap anak-anak didik di sekolah.
Adapun peserta dalam workshop tersebut adalah Pengawas Sekolah dari Tingkat pendidikan dasar; SD, SMP dan Tingkat Pendidikan menengah SMA-SMK serta sederajat dari seluruh wilayah di Kota Bekasi dengan total peserta sekitar 600 orang para tenaga pengajar/pendidik yang hadir.
Pj. Wali Kota Bekasi Gani Muhamad dengan didampingi Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kota Bekasi, Dr. Uu Saeful Mikdar, S.Pd berkesempatan membuka workshop tersebut. Dan dalam amanat sambutannya, Gani Muhamad menuturkan peran serta seluruh pihak, baik orang tua/wali murid maupun para guru dan Kepala sekolah.
“Kita semua musti berperan dalam mewujudkan lingkungan pendidikan yang bebas dari segala bentuk kekerasan. Mari bersama menguatkan sinergi dan kolaborasi untuk terus bergerak serentak mewujudkan gerakan anti kekerasan terhadap anak, dengan meningkatkan langkah-langkah pencegahan serta perlindungan bagi mereka di sekolah, sehingga mereka dapat menimba ilmu dengan perasaan tenang, nyaman dan aman,” tegas Gani Muhamad.
Gani juga menambahkan bahwa unsur pendidik dan tenaga kependidikan memiliki peran yang sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang aman dan inklusif dengan menjadi agen perubahan untuk memerangi kekerasan di lingkungan sekolah.
“Sebagai civitas akademika, memiliki tanggung jawab moral untuk melibatkan diri dalam upaya anti-kekerasan termasuk anti-perundungan (bullying), karena kekerasan dan bullying tidak hanya merugikan korbannya, tetapi juga merusak iklim belajar dan mengajar di seluruh sekolah. Menjadi agen perubahan berarti kita bersedia membentuk budaya sekolah yang lebih positif dan mendukung untuk mendukung terwujudnya masa depan anak yang lebih cerah,” imbuhnya.
Dalam clossing steatmen-nya, Gani Muhamad menegaskan implementasi kegiatan dapat terlaksana dengan secara baik demi kemajuan dunia pendidikan di Indonesia pada umumnya dan terkhusus di Kota Bekasi. “Setiap langkah kecil yang diambil setiap individu dapat memiliki dampak besar dalam membentuk budaya sekolah yang aman dan inklusif, serta dapat mendukung pertumbuhan positif setiap siswa dan sistim pendidikan di Indonesia khususnya di Kota Bekasi menjadi lebih baik lagi,” pungkasnya.(*/dok-ist./hms-wan/fwj.i/bks/@dpti.ZARK)