JAKARTA | jejakhukum.net – Dalam kehidupan ini, seringkali dikegelapan dan dinginnya Malam, seringkali cahaya harapan muncul dari tempat dan lokasi tak terduga. Persepsi bahwa kehidupan jalanan mungkin bagi sebagian orang menilai sesuatu yang sangat menakutkan, bahkan dikenal dengan image yang buruk, kehidupan yang arogan, penuh dengan kekerasan, keji serta konotasi hingga destinasi masa depan suram, bahkan banyak dicap sebagai sebuah kehidupan yang dapat menciptakan para pelaku tindak kriminal.
Akan tetapi, dibalik dari semua gambaran itu, penulis melihat banyak sekali hikmah, pelajaran dan mungkin ilmu yang bisa didapat dari sebuah kehidupan jalanan.
Kehidupan jalanan dituntut memiliki kepekaan yang sangat kuat serta pemikiran cerdas, kenapa demikian, karena didalam kehidupan jalanan yang ada hanya untuk kelangsungan hidup (going concern), tidak cerdas tidak akan bertahan hidup, karena mereka harus berusaha membuat pijakan sendiri untuk kehidupannya, salah berpikir, resiko hukuman bahkan kematian yang mereka terima, selain berpikir, dituntut untuk peka membaca situasi dan harus bekerja keras, terik matahari dan hujan tidak dihiraukan, yang ada dibenak mereka bagaimana caranya hari ini keluarga bisa makan.
Mendengarnya memang sungguh miris, tapi jika kita cermati dengan seksama, itulah kehidupan yang sesungguhnya, sebagai manusia kita harus berpikir cerdas dan menggunakan akal sehat agar segala sesuatu yang kita kerjakan lebih banyak manfaat dibanding mudharatnya, bukan hanya itu saja, kerja keras menjadi sebuah kewajiban kita sebagai manusia.
Setelah penulis mencoba mendalami kehidupan jalanan selama beberapa tahun, ada satu sisi yang menarik terhadap kehidupan jalanan itu sendiri.
Kehidupan jalanan mengajarkan kita cara ikhlas, bersyukur dan introspeksi diri, pelajaran yang sangat berharga bahkan tidak diajarkan di sekolah atau pun perguruan tinggi dan fakultas manapun. Sangat sulit diungkapkan dengan kata-kata.
Penulis hanya ingin mengajak semua untuk melihat kehidupan jalanan dari sudut pandang yang berbeda, jangan samakan mereka dengan premanisme, pelaku kejahatan bahkan sampah masyarakat, mereka hanyalah orang-orang yang kurang diperhatikan bahkan tidak diperhatikan sama sekali, sesungguhnya mereka memiliki keinginan untuk maju dan sukses melebihi kita, tapi nasib dan kesempatan yang belum didapat.
Bagi mereka tidak ada waktu untuk memikirkan hal-hal yang tidak wajar, karena dipikiran mereka hanya berjuang, dan mencari kesempatan agar bisa membuktikan kepada dunia bahwa mereka juga mampu seperti yang lain.
Untuk itu, mari semua pihak dan elemen bangsa dapat berikan kontribusi, kesempatan, kepercayaan, ruang dan pembinaan agar mereka bisa berkarya dan menjadi yang terbaik untuk bangsa ini, Semoga saja.[]
Penulis : Josua Syahputra
[ S1 Fakultas Hukum Universitas Pamulang ]