JAKARTA | jejakhukum.net – Kumuhnya tempat para pedagang yang merupakan pelaku UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) di Kawasan Wisat Monas dan masih belum memberikan tanggapan yakni respon yang responsif dan (kuat) sehingga sampai saat ini belum adanya tindakan signifikan untuk mengatasi persoalan yang telah terjadi di Kawasan Monas sebagai Icon DKI Jakarta
Pj. Gubernur DKI Jakarta “Jangan Tutup Mata” Pengunjung Wisata Monas ‘enggan mampir di Warung UMKM Monas karena adanya Bangunan Roboh sehingga terlihat Kumuh yang sangat mengganggu pemandangan. Terpantau sudah sejak beberapa Minggu pada, Rabu (10/7/2024).
Bahwa dengan adanya bangunan sisa kebakaran yang berada di lokasi warung UMKM wisata Monas Lenggang Jakarta.
Karena bangunan yang sisa terbakar tersebut sudah roboh dan terlihat sangat kumuh untuk pemandangan santai para pembeli sehingga para pengunjung wisata Monas, enggan belanja di warung UMKM wisata Monas Lenggang Jakarta Blok D, dikarenakan terlihat kumuh dan merusak pandangan, bahkan pengunjung yang mau membeli makanan atau singgah untuk sekedar minum di warung UMKM wisata Monas Lenggang Jakarta di blok D tersebut khawatir terjadi Roboh bangunan tersebut, dan mengakibatkan banyak nya para pedagang UMKM Monas Lenggang Jakarta di blok D Sangat Sepi tidak adanya pembeli dari wisata lokal maupun International yang hendak mampir ke warung UMKM wisata Monas Lenggang Jakarta.
Seharusnya sisa puing kebakaran tersebut sudah dibersihkan dan dirapihkan karena sangat karena ini berada dilokasi wisata Monas dan sebagai icon kota jakarta sebagai salah satu wilayah teladan dari kota jakarta dan merupakan Jantung Ibukota DKI
Pihak pengelola pedagang UMKM DIMONAS terlihat cuek dan baik baik aja perhal persoalan tersebut bahkan tidak menanggapi persoalan tersebut karena sampai saat ini penanganan untuk pembersihan sisa puing kebakaran dan sampah yang menjadikan daerah para pedagang berjualan tersebut kumuh masih belum diatasi sampai saat ini
Sungguh sangat memprihatinkan, mengingat kontribusi yang diberikan pada pedagang UMKM yang ada di lokasi tersebut juga harus membayar iuran kebersihan melalui Koperasi Pedagang Wisata Monas (Koptanas) “Lenggang Jakarta Monas”. Meskipun demikian, ironisnya tempat usaha para pelaku UMKM masih terlihat kumuh dengan sisa puing kebakaran serta sampah yang berserakan menambah kesembrawutan kawasan kuliner Monas tersebut.
Sampai saat berita ini diturunkan dan dari pantauan rekan media lokasi tersebut ternyata juga berdekatan dengan Mushola tempat ibadah muslim, dimana banyak pengunjung baik wanita, anak anak dan juga ibu hamil
Dikhawatirkan jika tidak segera dibersihkan, maka pengunjung di lokasi tersebut berkurang dan enggan menikmati kuliner yang ada di lokasi UMKM kawasan Monas, serta akan mendapat tanggapan negative dari para turis yang berkunjung
Pada pedagang yang ada di area UMKM Monas tersebut sangat membutuhkan bantuan dan tanggapan dari persoalan kumuh yang masih belum diatasi oleh pihak yang berwenang serta bertanggung jawab, sangat menyedihkan dikarenakan mereka wajib membayar iuran kebersihan setiap bulannya dan harus menanggung sepinya pengunjung yang mampir diwarung mereka.
Pedagang yang ada dilokasi UMKM Monas tersebut sudah berupaya mengadu ke dinas terkait, Namun sampai saat ini puing sisa kebakaran dan kumuhnya lokasi mereka masih belum diatasi, dan jika direspon hanya mendengarkan janji manis dari pengurus setempat.
Dinas kebersihan DKI Jakarta, Dinas UMKM DKI Jakarta, Dinas lingkungan hidup (LH) DKI Jakarta, dan Dinas kesehatan serta Dinas UMKM & Koperasi DKI Jakarta harus segera turun tangan dalam menjaga kebersihan di wilayah UMKM Monas dan sekitar wisata Monas baik itu pengelolaan sampah pedagang, dan sisa puing kebakaran, diwilayah tersebut demi menjaga wajah jakarta Dimata kanca international karena para pengunjung bukan hanya dari dalam negeri maupun mancanegara.
Disamping kegiatan kumuh daerah tersebut terlihat pilih kasih dalam perawatan kios didepan kebakaran yang kumuh dan dilokasi yang bersih sehingga sangat mempengaruhi penjualan dan pemasukan para pedagang UMKM Monas, dan diduga dari para narasumber setempat bahwa terdapat pula penjualan kios oleh penanggung jawab pengelola yang dijual oleh orangluar bukan orang dari binaan
Banyaknya kisah pilu oleh para pedagang UMKM Monas berharap agar keadilan ditegakan karena berjualan ditempat wisata Monas sebagai Icon jakarta merupakan salahsatu pihak yang harus dirangkul agar kesuksesan para UMKM lokal menjadi kesuksesan perekonomian pemerintahan dan para pedagang UMKM Monas serta juga pengunjung yang datang dengan riang gembira membuat kebanggaan bagi para pedagang dan juga seluruh rakyat Indonesia; “Monasku bersih, Inilah Ibukotaku”.(*/dok-ist./biro-jakut/@FAZZA)