Ada Oknum Pihak Ekspedisi, Wahana Express Diduga Sering Buat Masalah Di Wilayah

JAKUT | jejakhukum.net – Salah satu oknum warga yang berdomisili di Jalan Ancol Selatan RT.011/ RW.06, Kelurahan Sunter Agung, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, yang sekaligus rumah tinggalnya dimanfaatkan menjadi tempat usaha ekspedisi, Wahana Express membuat Bak Sampah atau Tempat Pembuangan Sampah (TPS) dengan permanen secara sembarang dan terindikasi mengganggu akses jalan.

Bak sampah (TPS) yang dibangun di atas fasilitas Umum (fasum) tersebut, sesungguhnya berlawanan dengan aturan yakni berdasarkan UU Jalan Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan sehubungan dengan melakukan kegiatan yang mengakibatkan terganggunya fungsi jalan.

Bak sampah (Tempat Pembuangan Sementara/TPS) yang berada di Jalan Ancol Selatan RT.011/ RW.06, Kelurahan Sunter Agung, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, yang sekaligus rumah tinggalnya menjadi tempat usaha Ekspedisi Wahana Express, terindikasi menjadi permasalahan antar warga dilingkungan tersebut.dok-istimewa/jakut/dar-tiwong

Oknum warga Pemilik Bak Sampah tersebut, disinyalir memiliki sifat dan polah tingkah laku, serta sifat yang kurang terpuji yakni cepat emosi, mudah marah-marah, terindikasi sempat terlontar ancam pula, terhadap tetangganya di mana sempat menunjukan kemarahannya saat tetangganya sempat membuang sampah di atas bak sampah buatannya.

Salah seorang warga RT.011/ RW.06 yang notabenenya masih tetangga rumah pemilik bak sampah tersebut, berinisial (Mr) melalui sambungan telepon selulernya menyampaikan kekesalannya.

“Saya habis dimarahin oleh tetangga rumah saya, efek dari karena saya ikut membuang sampah rumah tangga di atas bak sampah atau penitipan sampah tersebut. pasalnya tempat penitipan sampah tersebut dikira saya untuk kepentingan umum warga setempat karena bak sampah kedudukannya persis di atas fasilitas umum,” ujarnya.

Mr. warga Ancol Selatan ini, mengatakan, saat dirinya usai membuang sampah di bak tersebut, sang pemilik sangat arogan meluapkan emosinya. “Koko-nya langsung keluar kejar saya di depan pintu pagar saya dan marah dan mengertak seolah bernada ancaman. Awas luh ya cari gara-gara sama aku ya,” ungkapnya menirukan ucapan pemilik bak sampah, via whatssap pada, Kamis (15/6/2024).

Yudi selaku ketua RT.011, menyikapi hal ini di depan awak media mengatakan, keprihatinannya terhadap permasalahan bak sampah yang terjadi di wilayahnya.
“TPS yang ada di gang tersebut, saya tidak pernah bilang buat pribadi atau juga buat umum. Karena jika buat umum nanti pihak Wahana Express keberatan lagi, apalagi bak TPS tersebut nempel di tembok milik Wahana Express semestinya kalau dia menyadari harusnya untuk bareng-bareng,” kata Yudi.

Memang, sambung Yudi, pihak oknum Wahana Express selalu saja ada masalah dengan tetangga-tetangga sekitarnya.

“Mesti dipahami, bahwa jadi pengurus lingkungan tidak mudah, apalagi kita ini kerja sosial yang paling enak itu warga bijak dengan bekerja sama kedua belah pihak, memang saya yang awal bikin bak sampah, itupun karna terjadi masalah juga dulu, oknum warga (Wanana Express) tersebut menggantungkan sampah di tembok warga tanpa permisi, akhirnya ramai dan saya ambil jalan tengah bikin bak disitu setelah itu clear masalah,” paparnya.

Masih kata Yudi, bahwa ia tidak benci dengan warga, warga hanya meminta haknya namun kewajibannya terkadang tidak dipenuhi dan terakomodir. “Meakipun begutu, saya tetap berkomitmen mencari solusi yang terbaik untuk semua warga dilingkungan yang saya pimpin,” imbuhnya.

“Selain itu, ada kejadian lagi, saya pernah pasang besi di got bukan karena apa-apa, lantaran banyak motor warga yang kecebur dalam got setelah di pasang besi. Dan alhamdulillah tidak ada lagi warga yang terperosok (kecebur) di got, namun setelah selesai saya bikin besi tau-tau oknum pihak Wahana Express bikin plang di atas got dan tanpa ijin saya dan akhirnya ribut juga dengan tetangga yang lain,” ungkap Yudi.

Herannya, sambung Yudi, setelah dirinya selesai bikin besi pihak wahana nancap besi dan di las plang yang bertuliskan Wahana Express. “Saya sendiri sebagai ketua RT bingung atas sikap oknum ini, masa saya copot jika pihak tetangga keberatan tinggal komunikasi di diskusikan berdua, kalau plang besi itu saya yang copot kan tidak etis yang memasang juga bukan saya tapi pihak Wahana Express. Ribut lama dan akhirnya sempat dicopotlah plang tersebut, tapi sekarang sudah dipasang kembali,” beber Yudi.

Yudi juga menghimbau untuk kesadaran warga sajalah kalau mengenai bak sampah (TPS) tersebut. “Hemat saya, seharusnya sih bak sampah itu untuk umum, saya juga sudah capek mengurusi warga, toh apalagi jadi ketua RT ‘nggak ada gajinya hanya sekedar sosial,” ucapnya.

“Jika TPS itu saya bongkar nanti saya bisa kena salah lagi oleh warga yang membuat. Jadi solusinya kalau masih bisa kita musyawarahkan kita akan clear-kan dan jika tidak ada titik temu berarti nanti akan saya akan bicarakan (kepada) ketua RW, biar nanti diselesaikan oleh pihak RW jika di tingkat RW belum selesai juga kita akan naik ke tingkat Kelurahan,” pungkasnya.(*/dok-ist./jakut/mf/DAR).

Tinggalkan Balasan