BEKASI | jejakhukum.net – Wakil Gubernur (Wagub) Provinsi Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum dan Plt. Wali Kota Bekasi Dr. Tri Adhianto Tjahyono hadir di Aula Nonon Sonthanie Pemkot Bekasi dalam rangka mengikuti Rangkaian Kegiatan Monitoring dan Evaluasi Aksi Stunting (Moring) dengan tema “Menggali Potensi Corporate Social Responsibility (CSR) Menuju Jabar Zero Stunting“, dan kegiatan dilaksanakan pada, Kamis (15/06/2023).
Seperti diketahui, Stunting adalah masalah gizi kronis akibat kurangnya asupan gizi dalam jangka waktu panjang sehingga mengakibatkan terganggunya pertumbuhan pada anak. Stunting juga menjadi salah satu penyebab tinggi badan anak terhambat, sehingga postur tubuh anak yang terserang stunting lebih rendah dibandingkan anak-anak seusianya.
Turut hadir beberapa Kepala Daerah atau yang mewakili antara lain Wakil Wali Kota Depok, H. Imam Budi Hartono, Pj. Bupati Bekasi, H. Dani Ramdan, Wakil Bupati Kabupaten Bogor, H. Iwan Setiawan, Pj. Sekda Kota Bekasi Junaedi, Kepala Dinas PPPKB3A mewakili Wakil Bupati Cianjur dan Kepala Bappeda Provinsi Jawa Barat Iendra Sofyan, Kepala Bappelitbangda Kota Bekasi Dinar dan Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Kota Bekasi Tanti Rohilawati.
Dalam kegiatan tersebut dilaksanakan Penandatanganan Komitmen Percepatan Penurunan Stunting Provinsi Jawa Barat yang berlangsung secara lancar dengan membubuhkan tandatangan dari masing masing daerah untuk mendukung program Jabar Zero New Stunting.
Plt. Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto Tjahyono selaku tuan rumah memberikan sambutan selamat atas kedatangan untuk para kepala daerah atau yang mewakili terutama kepada Wagub Jawa Barat yang sudah hadir dalam mendukung program yang sangat baik dan membantu tumbuh kembang generasi penerus bangsa ini.
Mas Tri, sapaan akrab Plt. Wali Kota Bekasi mengatakan bahwa di Kota Bekasi telah memiliki 1.800 Posyandu yang setiap RW nya memiliki 2 atau 3 posyandu untuk memantau pelayanan untuk balita dan ibu hamil, ini merupakan program terbaik dukungan untuk new stunting yang akan dirasakan manfaatnya untuk masyarakat.
“Kita ketahui bahwa stunting adalah permasalahan besar nasional saat ini dan kita harus fokus untuk penanganannya. Dalam hal ini, tentunya adalah keterlibatan kita semua baik dari Forkopimda-nya juga, tanpa adanya komitmen dan kemauan kuat yang mampu dapat menyelamatkan generasi bangsa,” tutur mas Tri.
Di Kota Bekasi pun telah meng-upgrade dan mulai bergerak untuk penanganan atau pemantauan usia balita terutama bayi dalam pengembangannya, melakukan sosialisasi bagi pasangan pra nikah untuk nantinya mendapatkan pembinaan jika masuk dalam usia hamil saat menikah dan telah memiliki seorang anak sampai usia 3 bulan.
“Peran penting kita bersama dalam mengadakan sosialisasi agar pencegahan stunting ini bisa sampai ke masayarakat, untuk itu kami kepala daerah pasti mendukung penuh program Jabar Zero New Stunting ini,” tegas Plt. Wali Kota Bekasi yang juga merupakan Ketua KONI Kota Bekasi ini.
Dalam sambutannya, Wakil Gubernur Jawa Barat juga mengatakan bahwa program pencegahan stunting perlu dilakukan sedini mungkin untuk membebaskan setiap anak Indonesia dari resiko terhambatnya perkembangan otak anak yang menyebabkan tingkat kecerdasannya tidak maksimal, selain pertumbuhan secara fisik tubuhnya.
“Sebagai salah satu upaya penurunan prevalensi (proporsi dari populasi yang memiliki karakteristik tertentu dalam jangka waktu tertentu. Dalam dunia kedokteran, karakteristik yang dimaksud meliputi penyakit atau faktor risiko) stunting di Jawa Barat, dibentuk tim percepatan penurunan stunting yang memiliki tugas mengkoordinasikan, sinergikan dan evaluasi penyelenggaraannya secara efektif konvergen (bersifat menuju satu titik pertemuan/bersifat memusat) dan terintegritas melibatkan semua stakeholder,” ujar Uu.
Selanjutnya, Uu juga menghimbau diharapkan divisi research and development dapat berkolaborasi dengan baik dalam mengawal ketersediaan data dan melakukan kajian penelitian sehingga dihasilkan rekomendasi kebijakan penurunan stunting yang berbasis saintifik.
“Mohon kerjasamanya untuk tiap-tiap daerah di Jawa Barat dalam mensukseskan program ini, dan berikan inovasi dalam pengendalian stunting ini untuk menjadikan generasi bangsa emas di tahun 2045,” pungkasnya.(*/dok-ist./hms-ppid/Nd-Mms/ZARK)